Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kasus LSD pada Hewan Ternak di Tangerang Makin Meluas

DPKP Kabupaten Tangerang, Banten, melaporkan jumlah kasus hewan ternak sapi yang terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) terus bertambah.
Ilustrasi - Sejumlah hewan ternak sapi di Kabupaten Tangerang terjangkit LSD/Antara-Azmi Samsul Maarif.
Ilustrasi - Sejumlah hewan ternak sapi di Kabupaten Tangerang terjangkit LSD/Antara-Azmi Samsul Maarif.

Bisnis.com, SOLO - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Banten, melaporkan jumlah kasus hewan ternak sapi yang terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD) terus bertambah.

LSD atau penyakit kulit berbenjol di Kabupaten Tangerang terus bertambah dan meluas.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner DPKP Kabupaten Tangerang Joko Ismadi menyebut penularan LSD pada hewan ternak terbilang cepat.

"Jadi memang angka sakit dan penularan penyakit hewan itu tidak sesuai dengan di teks book. Karena memang kasus ini lumayan cepat tingkat penularanya, dan saat ini terhitung sudah ada di atas 60 kasus," kata Joko Ismadi kepada ANTARA di Tangerang, Rabu (1/3/2023).

Joko menyebutkan, tak hanya ada penambahan jumlah kasus, penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak itu juga mengalami perluasan penularannya.

Sebelumnya LSD hanya ditemukan di dua wilayah, kini bertambah menjadi tiga wilayah di Kabupaten Tangerang.
"Sekarang ada penambahan lagi di wilayah Kecamatan Sindang Jaya, dan itu ditemukan sembilan ekor sapi terjangkit LSD," katanya.

Meski puluhan hewan ternak dinyatakan positif LSD, hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat terjangkit penyakit tersebut.

Justru, lanjut Joko, sebagian sapi yang sebelumnya dinyatakannya positif LSD mulai sembuh seiring dengan upaya pengobatan yang dilakukan.

"Kalau dari kasus pertama yang muncul itu sekarang sudah sembuh semua, kemudian ada beberapa juga hewan yang sebelumnya suspek saat ini sudah sembuh juga," ujarnya.

Ia menambahkan, mengenai penanganan sapi yang terkena LSD sama dengan sapi yang kena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yakni dipisahkan dari sapi yang sehat.

Selain itu, tim kesehatan hewan yang ada di lapangan sudah melakukan penanganan vaksin dan pengobatan.
"Tentu penanganan kita terus lakukan dengan pengobatan dan vaksinasi, baik itu melanjutkan vaksin PMK maupun LSD dengan jumlah dosis yang tersedia," ungkapnya.

Sementara itu, hingga Rabu (1/3/2023) ada sebanyak 500 ekor sapi yang sudah menerima vaksinasi. Terakhir, pihaknya memperoleh vaksin LSD dari pemerintah pusat sebanyak 1.100 dosis.

"Kita sudah menyiapkan empat tim untuk melanjutkan vaksinasi hewan dengan vaksin yang tersedia sebanyak 1.100 dosis," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper