Di Provinsi Banten, dan mungkin daerah lain, Angka Ramalan (Aram) II menyatakan peningkatan produktivitas padi sawah tahun ini salah satunya disebabkan penggunaan benih bersertifikat dan penyediaan pupuk bersubsidi dalam upsus seluas 35.700 hektare (ha).
Aram II yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) Banten menyebutkan produksi padi di Banten tahun ini meningkat 6,21% menjadi 2,17 juta ton gabah kering giling (GKG).
Produktivitas, yang terdongkrak benih bersertifikat, dan peningkatan luas panenlah yang melatarbelakangi ramalan ini.
Namun, suara pelaku usaha tani berbeda.
Petani sebetulnya membenarkan bahwa benih bersertifikat dengan kualitas bagus bakal mempengaruhi produksi secara signifikan.
“Tapi pengalaman di lapangan tidak demikian, meski bersertifikat di dalamnya tetap saja kualitas benihnya kurang bagus. Isi dan bungkus tidak sesuai,” kata Dwi Andreas Santosa, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) kepada Bisnis.
Sebelum Dwi bicara lebih lanjut soal benih, perlu diketahui komoditas padi di Banten peningkatan produksinya dalam Aram II hanya disokong perluasan area panen dan produktivitas padi sawah. Untuk padi ladang, luas panen dan produktivitasnya turun.