Bisnis.com, TANGERANG -- Sektor industri pengolahan diperkirakan masih menjadi penyumbang terbesar atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten yang diprediksi naik di kisaran 5,1%-5,6% pada tahun ini.
Secara sektoral, kontribusi dominan sektor lapangan pekerjaan di provinsi ini dipegang oleh industri pengolahan 33%, diikuti dengan perdagangan besar dan eceran, serta konstruksi.
“Pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten seringkali mencetak tren di atas rata-rata nasional. Prediksi perekonomian tersebut memang bukan skenario yang optimistis karena masih mempertimbangkan kondisi ekonomi global,” kata Manajer Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia Provinsi Banten Jenidar Oseva kepada Bisnis, Rabu (13/1/2016).
Pada lingkup nasional, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi bakal mencapai 4,7%-4,8% pada tahun ini.
Lebih lanjut, kinerja industri pengolahan yang sebagian besar berorientasi ekspor juga ditengarai belum mampu bergerak agresif karena masih bergantung terhadap bahan baku impor.
Jenidar mengungkapkan sektor perdagangan bakal menunjukkan kinerja positif karena terdongkrak naiknya permintaan terhadap industri pengolahan.
Apalagi, masifnya pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah dan swasta akan menumbuhkan sektor-sektor industri perdagangan baru.
Namun, pada tahun ini, sektor perdagangan diperkirakan hanya bergerak masif di lingkup antardaerah.
Sebaliknya, perdagangan antarnegara cenderung melaju terbatas karena tertekan oleh menurunnya permintaan dari China dan ketatnya persaingan produk.
Tak hanya itu, laju perekonomian Banten masih harus menghadapi kesenjangan antara wilayah utara dan selatan.
Sebagaimana diketahui, di antara delapan kabupaten/kota, Kabupaten dan Kota Serang, Kabupaten Pandeglang masih ketinggalan jauh dengan Tangerang Raya.
“Kesenjangan itu bisa dilihat dari segi kemiskinan dan pendidikan. Kami mengusulkan Pemprov Banten untuk menambah kuantitas sekolah di empat wilayah tersebut dan menggenjot kontribusi sekolah menengah kejuruan,” tambahnya.
Dengan keberadaan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung, kesenjangan perekonomian tersebut dinilainya mampu diminimalkan.
Kendati demikian, Pemprov Banten masih memiliki pekerjaan rumah untuk membangun infrastruktur menuju KEK Tanjung Lesung itu.
Di lain pihak, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Banten Mulyadi Jayabaya mengemukakan peran infrastruktur dalam menggenjot perekonomian wilayah sangat penting.
Selain itu, dirinya menilai Banten memiliki segudang sektor yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi misalnya pertanian dan pariwisata.
“Industri memang masih dominan, tapi bukan berarti yang lain tidak bisa digenjot. Pertanian dan pariwisata juga memiliki peran dalam menyerap tenaga kerja lebih masif lagi,” ucapnya.