Bisnis.com, LEBAK - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, memperoleh program upaya khusus dari Kementerian Pertanian seluas 4.000 hektare.
"Penyaluran benih program khusus kedelai tahun 2018 dipastikan dalam waktu dekat sudah bisa ditanam," kata Kepala Distanbun Kabupaten Lebak Dede Supriatna.
Program upsus kedelai dapat mendongkrak produksi pangan di Kabupaten Lebak selain jagung dan padi. Saat ini, petani mengembangkan budi daya kedelai sudah menggeliat dan masyarakat.
Bahkan, program upsus kedelai 2017 seluas 6.000 hektare menyumbangkan pendapatan ekonomi petani juga ketersedian pangan.
"Kami mendorong petani agar menanam kedelai secara serentak di lahan-lahan darat," katanya.
Menurut dia, sebelumnya kuota program upsus kedelai Kabupaten Lebak menerima bantuan seluas 26.000 hektare.
Namun, jumlah lahan yang ada untuk ditanami kedelai seluas 16.000 hektare. Oleh karena itu, Distanbun Lebak bersama Kepolisian, Kejaksaan, TNI melakukan verifikasi lahan kedelai.
Dalam verifikasi lahan itu akhir dinyatakan seluas 4.000 hektare karena petani siap melaksanakan tanam.
"Kami melaksanakan verifikasi lahan itu agar tepat sasaran sesuai lahan yang ada untuk pengembangan tanaman kedelai sehingga tidak ditemukan pelanggaran hukum," katanya menjelaskan.
Dia mengatakan pendistribusian bantuan kedelai diharapkan pada April sudah direalisasikan terlebih curah hujan cenderung meningkat.
Para petani menanam saat musim hujan dipastikan tanaman kedelai tumbuh subur dan hijau. "Kami berharap bantuan kedelai seluas 4.000 hektare bisa dilakukan percepatan tanam," ucapnya.
Dia mengemukakan petani yang memperoleh bantuan benih kedelai menerima dana pemeliharaan atau perawatan tanaman dengan nilai nominal sebesar Rp950.000 per hektare.
Bantuan dana itu disalurkan melalui rekening kelompok tani masing-masing guna menghindari kebocoran. Bantuan dana itu tentu dapat membantu petani untuk memenuhi kebutuhan membeli pupuk dan pestisida.
Selama ini, produksi komoditas kedelai di Lebak belum cukup menggembirakan karena hasil produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Produksi kedelai masih rendah dan belum menjadikan andalan untuk penghasilan petani bila dibandingkan dengan tanaman padi dan jagung.
Padahal, potensi pengembangan kedelai sangat berpeluang sebagai sentra lumbung kedelai, karena didukung lahan begitu luas baik areal persawahan dan darat.